CAPCHAI

Pages

  • About Me
  • FRIEND'S
  • Contact
Kalo dulu referensi saya untuk liburan disekitaran Batam sangat sempit. Palingan ke Mall, kalo tidak yah ke pantai Tanjung Pinggir, Nongsa atau Batu Besar. Alhamdulilah, sekarang referensi untuk liburannya banyak. Pulau-Pulau kecil disekitaran Batam itu ternyata banyak juga yang bagus loh... Dan cocok untuk dijadikan tempat tujuan wisata. 

Bulan Desember 2015 kemaren, saya dan komunitas anak pulau merayakan anniversary satu tahun kebersamaan kami di Pulau Mubut Darat. Yang mau baca tentang Anak Pulau silahkan klik link disini -> Anak Pulau . Alhamdulilah, dah mulai kalem membernya sekarang, nggak grasak-grusuk seperti dulu tapi tetap masih ada dramanya. :-P

Kami merencanakan untuk camping di Pulau Mubut Darat. Wah, ternyata pulaunya bagus, pasirnya putih, airnya jernih dan saya sampai guling-guling diatas pasirnya. #Ifeelfree :-P





Pulau Mubut Darat terletak di Sembulang dan kita harus menyebrang lagi naik kapal kayu. Kalo pergi dari Batam, kita harus ke jembatan 4 Barelang dan jalan terus nanti dipinggir jalan akan ada plank ke desa Sembulang. Masuk belok kiri dan terus saja mengikuti jalan aspalnya. Nanti kita ketemu puskesmas dan didepannya situ ada pelabuhan ke Pulau Mubut Darat.

Untuk ongkos dari Sembulang - Mubut Darat (PP) Rp. 40.000/orang. *lumayan murah*

Btw, kekayaan laut kita sungguh luar biasa. Sebelum kami mau menyebrang ke Pulau Mubut Darat ada nelayan disana mendapat ikan yang sangat besar banget. Dan saya tidak tahu itu ikan apa namanya...

Tuh ikannya ada sepanjang 1 meter
Waktu kami sampai di Pulau Mubut Darat sudah maghrib. Jadi poto pulaunya kurang terang saya potoinnya...

Pulau Mubut Darat disaat Maghrib
Sesampainya disana kami pada sibuk mendirikan tenda, hammock dan membuat api unggun. Angin lautnya waktu itu berhempus cukup kencang dan setelah larut malam anginnya tidak kencang lagi. Disana ada disewakan pondok-pondok untuk berteduh dan ada toiletnya. Si Bapak pengelola pulaunya juga bantuin kami untuk membuat api unggun.

Dan kami tidak mempunyai acara formal yang gimana gitu, cuma kumpul bareng dan berbagi keceriaan bersama itu aja sudah cukup buat kami. Ada juga sih kami buat lingkaran dan satu persatu saling berceloteh berbagi pengalaman kebersamaannya dengan Anak Pulau. :'( #terharu

Waktu menjelang pagi kami sudah pada sibuk mau menyebur dipantai.... Bukan mau menyebur ke pantai sih, tepatnya mau berpoto narsis ria untuk update diacccount sosial media masing-masing. Heheheheeheeee....





Saya suka dengan pantainya... Airnya bening banget dan banyak terdapat bintang laut disana.






 




Semesta mendukung dan cuacanya lagi cerah jadi bagus banget langitnya berwarna biru... #memukau


Dan ini poto kecerian kami di Pulau Mubut Darat...

Lihat tuh yang dibelakang pada sibuk pose sana - pose sini. #cekrek








 

Nggak terasa yah kebersamaan kita sudah satu tahun bray... Semoga pertemanan kita ini akan terus terjalin dan berlanjut sampai tua nanti. Amin...
 
Seru kan kalo dah tua nanti kita bersama keluarga masing-masing masih suka mengexplore pulau. Hehheheheeheheheeeeee....
Share
Tweet
Pin
Share
10 comments
Kebanyakan orang Indonesia suka dengan masakan pedas, cabe sudah menjadi bahan pokok sebagai bumbu makanan dinegara kita. Makanan tanpa cabe itu ibarat sayur tanpa garam, pastinya akan hambar...

Kalo saya tidak terlalu suka dengan masakan yang sangat pedas, cukup rasa pedasnya yang sedang-sedang saja. Maklum, perut ini kalo sudah dengan makanan yang sangat pedas banget terkadang tidak bisa berkompromi. #mules

Dengan berkembangnya zaman, kuliner pun juga ikut berkembang. Banyak zaman sekarang produk kuliner lokal kita yang sangat bervariatif dalam rasa dan kemasannya. Sangat kreatif memadu-padankan bumbu ini dengan bumbu itu sehigga menjadi cita rasa yang baru dan bisa dikonsumsi oleh publik.

Nah, sekarang saya mau memperkenalkan produk kuliner lokal yang baru. Namanya, Rendang Rawit. Kemaren saya taburi rendang rawit untuk pengganti saos saat makan bakso. Rasa kuah baksonya jadi gurih dan enak...


Makan bakso ditaburi Rendang Rawit
Bukan dengan makanan yang berkuah saja saya nyobain dengan ditaburi Rendang Rawit-nya, tapi makanan kering seperti nasi putih dengan lauk pauk juga saya taburi Rendang Rawit-nya. Akh, apalagi nasinya masih anget terus rendang rawitnya kita taburi diatasnya. Sedap... Menjadi menambah selera makan. 


Selain itu, Rendang Rawit juga bisa kita kombinasikan dengan makanan lain. Indonesia kan begitu kaya akan budaya dan kulinernya. Jadi, PR saya masih banyak nih untuk mencicipi kuliner nusantara. Heheheheee....
 
Rendang Rawit ini sangat praktis kemasannya, jadi gampang untuk dibawa kemana-mana. Apalagi saya yang hobbi-nya suka jalan-jalan, kalo lagi berkunjung ke negara tetangga dan rindu dengan makanan Indonesia yah tinggal bawa Rendang Rawit ini dan taburi dimakanannya saja.  

Rendang Rawit
Lagian Rendang Rawit ini tanpa bahan pengawet, tanpa penyedap rasa, tanpa pewarna, kering dan kemasannya sangat praktis. Jadi, termasuk makanan sehat kan... Dan aman untuk dikonsumsi.

Apabila kamu mau juga nyobain Rendang Rawit ini, silahkan hubungi nomor dibawah ini... 


Rasakan sendiri sensasi pedasnya yah kawan... :-)

NB: Menurut saya pedasnya cukup pas.
Share
Tweet
Pin
Share
14 comments
Saya suka dengan gaya tulisannya Agustinus Wibowo, membaca tulisannya dia itu seperti ada magnet. Seolah ada gaya gravitasi yang melekat sehingga saya tertarik dan tidak mau berhenti membaca tulisannya sampai selesai. Saya baru membaca buku beliau pertama kali yaitu "Garis Batas" ini. Wow, saya sangat kagum akan keberaniannya untuk mengunjungi negara-negara yang tidak awam didatangi oleh turis mancanegara.

Mendengar negara-negara yang disebutkan dibuku ini pun saya belum pernah mendengarkannya, apalagi untuk mengunjunginya. Tidak pernah terbesit sedikit pun dibenak saya tentang negara-negara tersebut. Kalau ada istilah "Buku adalah jendela dunia" memang benar. Dengan membaca buku ini pikiran saya menjadi terbuka dan menambah wawasan saya akan keberadaan negara-negara tersebut. Dan lebih serunya lagi, seolah saya tidak perlu berkunjung ke negara-negara tersebut karena sudah tergambar jelas saat membacanya dan saya seperti ikut mengunjunginya. 

Saya suka mengeluh dengan sistem birokrasi dinegara kita yang bertele-tele dan tidak tegas. Tapi, dengan membaca buku ini ternyata birokrasi negara kita tidak serumit bila dibandingkan dengan negara-negara yang dibahas dalam buku ini. Membuat saya semakin bersyukur kepada Tuhan, saya dilahirkan dinegeri tercinta ini. Dan tidak bisa terbayangkan kalau saya dilahirkan disalah satu negara-negara tersebut. :'(

Di buku ini, Agustinus Wibowo membahas negara-negara di Asia Tengah bekas jajahan Uni Soviet. Keunikan negara-negara ini berakhiran -STAN, seperti Tajikistan, Kirgizstan, Kazakhstan, Uzbekistan dan Turkmenistan. 

Garis Batas adalah buku kedua karya Agustinus Wibowo dan saya belum pernah membaca buku sebelumnya yaitu "Selimut Debu". Tapi, saya bisa mengikuti alur ceritanya walaupun saya tidak tahu bagaimana awal cerita perjalanannya sehingga dia mau berkunjung ke negera-negara tersebut yang tersembunyi dipeta dunia. Akh, berarti saya harus membaca buku pertamanya biar tahu kisah awal perjalanannya.  

Dan saya sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca. :-)


Share
Tweet
Pin
Share
12 comments
Wah, diawal tahun para Blogger Kepri sudah dapat undangan makan-makan aja. Alhamdulilah yah, pembukaan awal tahun yang sangat menyenangkan. :-) #RejekiBloggerSoleh #BenerinPecidanSarung

Saya ini pemakan segalanya yang penting halal, tidak ada pantangan atau alergi terhadap makanan. Eh, tidak semua makanan yang halal juga dinkz yang akan saya makan. Pilih - Pilih juga makanannya *seperti memilih pasangan hidup*, kalo seperti makanan ekstrim mah pikir-pikir dua kali juga untuk nyobainnya. Makanan paling ekstrim yang pernah saya makan yaitu makan daging bulu babi mentah waktu tour ke pulau abang, kata guide disana daging bulu babi enak untuk dimakan langsung. Ikan-Ikan aja pada lahap memakannya kalo bulu babi itu dipecahkan dan dikeluarkan isi dagingnya.

Rasa bulu babi ternyata enak juga, amis seperti ikan gitu. Waktu saya memakan daging bulu babinya agak-agak gimana gitu... *baca bismilah berkali-kali*

Nah, saya ini suka sekali makan segala jenis ikan laut. Ibu saya kalo masak dirumah pasti lauknya ikan laut, tidak setiap hari juga sih masak ikan laut. Kadang diselingi dengan daging ayam. Biasanya, kalo masak ikan laut itu pasti digoreng atau dimasak berkuah, seperti asam pedas dan lain-lain.

Dan saya kurang suka dengan ikan air tawar. Tapi kalo ikan gabus dijadikan empek-empek lahap juga makannya. Heheheheheheee.....

Di Batam ada buka Rumah Makan baru yang bernama "Fish Talk". Menu disini andalannya ikan, tapi ada juga menu-menu pendamping lainnya. Rasa masakannya ueeeennnnaaaak poll, ciyus... Kalo nggak percaya datang aja kesana. #sedap
 



     
Tempatnya sangat nyaman banget, kemaren beberapa para blogger kepri juga saling berbagi ilmu tentang dunia per-blogger-an. Banyak sesepuh-sesepuh blogger yang datang, jadi buat saya kenyang diperut dan kenyang akan pengetahuan dunia persilatan per-blogger-an.





Poto-poto diatas adalah menu yang disajikan untuk kami para Blogger Kepri. Akh, saya suka semua masakannya. Soalnya, makananannya benar-benar enak semua... Dan yang lebih saya salutnya lagi, promo bisnisnya itu luar biasa banget. Nih, contohnya...



Yang puasa sunah senin & kamis bisa free... :-)

Oiya, ini alamat Resto Fish Talknya -> Komplek Khazanah, Ruko Sukajadi Blok RA No. 16. Batam - Kepri.


Poto bareng sama pemilik Resto Fish Talk dan Blogger Kepri
* Sumber Poto http://www.adventurose.com/2016/01/fish-talk-lets-talk-about-fish.html *


Dan terakhir saya mau ucapkan terima kasih kepada mbak Helvi sebagai pemilik Resto Fish Talk yang sudah mengundang kami para Blogger Kepri untuk mencicipi hidangannya. Tidak lupa juga ke teh Lina sebagai admin group WA Blogger Kepri yang suka menjembatani kami dengan pemilik usaha untuk mengulas produknya. :-) 

Selamat ber-hunting Kuliner kawan....
Share
Tweet
Pin
Share
11 comments
Hai 2016... 

Maafkan saya yang terlambat menyapamu. Saya tidak terlalu berharap banyak terhadapmu, yang bisa saya lakukan hanyalah tetap meneruskan perjalananan kehidupan ini. Iya, tetap meneruskan perjalanan kehidupan ini sampai ketujuan yang ingin saya capai. Walaupun saya suka mengeluh dan berkali-kali berhenti ditengah jalan karena kejenuhan yang saya rasakan. Saya merasakan jenuh untuk meneruskan sebuah perjalanan ini yang tidak menemukan titik terang untuk melangkahkan kaki ini sampai ketujuan. Seolah, perjalanan ini memiliki jarak yang sangat jauh dan berbelok-belok seakan tanpa akhir untuk melewatinya.

Inilah sebuah kehidupan, saya sebagai hamba-NYA yang lemah cuma bisa berencana dan yang menentukan hanya DIA dengan segala ketetapannya. Saya merasakan kehidupan ini seperti sebuah estafet, kita berlari ke depan membawa estafet dari satu titik ke titik berikutnya hingga kita akan berakhir disebuah titik pemberhentian terakhir yaitu sebuah kematian.

Saya merasa lelah... Lelah ketika kaki ini untuk terus melangkah sampai ketujuan yang saya inginkan. Oh TUHAN, entah seberapa jauhnya lagi jarak yang harus saya tempuh dalam perjalanan ini ?.

Hanya satu yang membuat saya bertahan untuk melanjutkan perjalanan ini... Yaitu sebuah mimpi. Saya memilki mimpi yang begitu indah, walaupun dalam mewujudkannya tak seindah yang diharapkan. Beribu - ribu kali saya harus terjatuh untuk menggapainya. Rasa sakit itu pun tidak bisa saya rasakan lagi karena sudah mengalami berbagai rasa sakit membuat saya kebal.

Itulah sebuah proses kehidupan yang harus saya jalani...

Selamat melanjutkan perjalanan kehidupan ini Chai.




    
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
Newer Posts
Older Posts

About me


Selamat datang,

Saya hanyalah manusia biasa dan blog ini adalah sepenggalan kisah tentang perjalanan hidup saya yang terekam dalam tulisan.

Salam hangat,

Chai Loekman

Follow Me

  • twitter
  • youtube
  • instagram

Labels

Apartement buku celoteh Film Hostel Hotel Interview jalan - jalan kuliner lomba musik Puisi review tips tukang poto

recent posts

Blog Archive

  • ►  2022 (9)
    • ►  December 2022 (1)
    • ►  November 2022 (2)
    • ►  October 2022 (1)
    • ►  September 2022 (2)
    • ►  February 2022 (3)
  • ►  2021 (10)
    • ►  September 2021 (2)
    • ►  June 2021 (3)
    • ►  May 2021 (3)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  March 2021 (1)
  • ►  2020 (18)
    • ►  December 2020 (3)
    • ►  November 2020 (2)
    • ►  October 2020 (4)
    • ►  September 2020 (7)
    • ►  August 2020 (1)
    • ►  June 2020 (1)
  • ►  2019 (9)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  August 2019 (2)
    • ►  June 2019 (3)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  January 2019 (1)
  • ►  2018 (20)
    • ►  December 2018 (2)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  September 2018 (1)
    • ►  August 2018 (1)
    • ►  July 2018 (4)
    • ►  June 2018 (2)
    • ►  May 2018 (2)
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  March 2018 (2)
    • ►  January 2018 (2)
  • ►  2017 (22)
    • ►  December 2017 (2)
    • ►  October 2017 (2)
    • ►  August 2017 (2)
    • ►  July 2017 (1)
    • ►  June 2017 (4)
    • ►  May 2017 (3)
    • ►  April 2017 (1)
    • ►  March 2017 (3)
    • ►  February 2017 (1)
    • ►  January 2017 (3)
  • ▼  2016 (53)
    • ►  December 2016 (1)
    • ►  November 2016 (7)
    • ►  October 2016 (2)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  July 2016 (4)
    • ►  June 2016 (5)
    • ►  May 2016 (6)
    • ►  April 2016 (7)
    • ►  March 2016 (7)
    • ►  February 2016 (7)
    • ▼  January 2016 (5)
      • Merayakan Anniversary Anak Pulau di Pulau Mubut Darat
      • Taburi Rendang Rawit Menambah Selera Makan
      • Garis Batas
      • Resto Fish Talk
      • Hai 2016
  • ►  2015 (28)
    • ►  December 2015 (4)
    • ►  November 2015 (5)
    • ►  October 2015 (2)
    • ►  September 2015 (3)
    • ►  August 2015 (2)
    • ►  July 2015 (2)
    • ►  June 2015 (1)
    • ►  May 2015 (3)
    • ►  April 2015 (3)
    • ►  March 2015 (2)
    • ►  February 2015 (1)
  • ►  2014 (26)
    • ►  November 2014 (1)
    • ►  September 2014 (1)
    • ►  August 2014 (1)
    • ►  July 2014 (3)
    • ►  June 2014 (2)
    • ►  May 2014 (3)
    • ►  April 2014 (5)
    • ►  March 2014 (4)
    • ►  February 2014 (3)
    • ►  January 2014 (3)
  • ►  2013 (66)
    • ►  December 2013 (6)
    • ►  November 2013 (4)
    • ►  October 2013 (3)
    • ►  September 2013 (4)
    • ►  August 2013 (4)
    • ►  July 2013 (5)
    • ►  June 2013 (5)
    • ►  May 2013 (5)
    • ►  April 2013 (7)
    • ►  March 2013 (7)
    • ►  February 2013 (7)
    • ►  January 2013 (9)
  • ►  2012 (58)
    • ►  December 2012 (5)
    • ►  November 2012 (5)
    • ►  October 2012 (5)
    • ►  September 2012 (5)
    • ►  August 2012 (2)
    • ►  July 2012 (7)
    • ►  June 2012 (8)
    • ►  May 2012 (6)
    • ►  April 2012 (1)
    • ►  February 2012 (5)
    • ►  January 2012 (9)
  • ►  2011 (52)
    • ►  December 2011 (3)
    • ►  November 2011 (5)
    • ►  October 2011 (3)
    • ►  September 2011 (7)
    • ►  August 2011 (4)
    • ►  July 2011 (4)
    • ►  June 2011 (7)
    • ►  May 2011 (3)
    • ►  April 2011 (5)
    • ►  March 2011 (11)

Followers

Total Pageviews

Most Popular

  • Liburan ke Lagoi ala Rakyat Jelata
    Jamaah Oooooiiiii Jamaah… *dilempar jumrah berjamaah* Siapa sih yang nggak suka dengan liburan murah dengan budget minim tapi bisa mel...
  • Liburan Koper ala Ransel ke Pulau Bintan
    Liburan yang paling menyenangkan menurut gue adalah… liburan ala ransel tapi dapat fasilitas ala koper. :-P  Pada ngerti nggak maksu...
  • Hari Untuk Amanda (2010)
    Kegalauan hati Amanda (Fanny Fabriana) dalam menentukan pilihan hatinya pada saat mau menikah 10 hari lagi sangat manis sekali untu...
  • Nyanyian Terakhir Sang Idola
    Wahai... Pemilik nyawaku Betapa lemah diriku ini Berat ujian dariMu Kupasrahkan semua padaMu "Muhasabah Cinta" ~ Iqbal Rois K...
  • Belajar Moto
    Gue sekarang lagi tertarik dengan dunia fotography. Maklum, yang dulunya suka poto-poto narsis bin najis ala lebay bin jijay. Sekarang lebih...

Community

Community
Member of Blogger Kepri

Created with by BeautyTemplates