CAPCHAI

Pages

  • About Me
  • FRIEND'S
  • Contact

Pada tanggal 16 Agustus 2021 saya disuntik vaksin untuk dosis pertama. Saya bukan orang yang tidak mau disuntik vaksin, atau percaya akan teori konspirasi (apalah-apalah itu namanya) tentang pandemi ini. Dilingkungan tempat saya tinggal, tidak ada mendatangkan petugas kesehatan untuk suntik vaksin seperti ditempat-tempat perumahan dikelurahan lain.

Warganya harus aktif sendiri untuk memvaksinkan diri. Kenapa saya menahan cukup lama untuk divaksin?!. Pertama, suntik vaksin yang dibuka untuk umum di Kota Batam antusias masyarakat sangatlah ramai. Jadi, saya menghindari kerumunan untuk meminimalisir penyebaran COVID-19. 

Kedua, pengumuman jadwal suntik vaksin tidak diberitahukan secara official di account - account media sosial milik pemerintah Kota Batam dimana saja keberadaannya. Selalu saja infomasinya disebarluaskan melalui group WA dan account-account pribadi, sehingga membuat saya kurang percaya kredibilitas berita jadwal suntik vaksin ini.

Dan dalam pelaksanaan dilapangan, pendaftaran untuk vaksin ini kurang teratur. Tidak jelas jam pembukaan dan penutupan pendaftaran. Berita yang saya cari di Media Sosial, cuma disuruh datang ditempat dipagi hari saja, tanpa keterangan jam berapa dibuka pendaftarannya.

Saya suntik vaksin dosis pertama di Polsek Sekupang dihari senin (16/08/2021). Saya cukup beruntung, karena datang hari itu terus dapat nomor antrian pendaftaran dan langsung bisa divaksin. Ada beberapa warga yang datang tiga kali kesana baru bisa divaksin. Jadi begini ceritanya...

Hari senin pagi saya memang sengaja untuk memvaksinkan diri. Sebelumnya, saya mencari berita di Media Sosial berita lokal online yang ada di Kota Batam untuk jadwal vaksin. Ternyata, waktu itu cuma ada di kantor polsek setiap kecamatan yang ada di Kota Batam.

Karena saya warga kecamatan Sekupang, jadi saya harus datang ke kantor polsek sesuai dengan kecamatan tempat saya tinggal yaitu kantor Polsek Sekupang. Saya datang sebelum jam tujuh pagi kesana, itupun sudah ramai dengan warga kecamatan Sekupang lainnya untuk divaksin. Jatah perhari hanya 200 warga untuk divaksin. Hari itu, saya cuma mau cek lapangan aja. Dan pengan lihat prosedur dilapangan untuk disuntik vaksin seperti apa?!.

Rumor yang beredar dilapangan pada saat saya sudah sampai disana. Bahwa pendaftaran vaksin untuk hari itu sudah habis jatahnya. Saya lantas tidak langsung pulang begitu saja, karena yang menyebarkan rumor itu cuma warga-warga yang lagi mengantri untuk divaksin. Ketemu dengan salah satu petugas pak polisi disana juga membenarkan rumor tersebut. Karena, kata bapak tersebut harus mendaftarkan diri pada subuh hari. 

Emang benar, saya tanya pada salah satu warga yang ada disitu dia mendaftarkan diri pada subuh hari antara jam 5 sampai jam 6 pagi. Lah, saya waktu itu jam tujuh pagi ditempat. Saya masih tetap bertahan di kantor Polsek Sekupang karena berita yang saya dapatkan kurang puas, yah kayak orang bodoh aja disitu nunggu-nunggu nggak jelas mengharapkan keajaiban datang agar masih ada slot untuk divaksin.

Dan keajaiban itu pun terjadi, ternyata satu kelurahan di kecamatan sekupang diurusi oleh satu petugas Bapak Polisi untuk memberikan jatah nomor antrian. Jadi, kalau kamu sudah daftar dari RT/RW tempat kamu tinggal, datang aja langsung karena sudah didaftar oleh RT/RW setempat waktunya. Nanti di kantor Polsek cari Bapak polisi yang mengurusi warga dikelurahan tempat kamu tinggal.

Nah, dari keseluruhan warga yang tinggal di kelurahan Patam Lestari cuma dikasih jatah nomor antrian setiap hari 10 orang saja. Dan beruntungnya saya, hari itu cuma tiga warga saja yang mengurusi melalui RT/RW setempat. Masih ada jatah 7 nomor antrian yang dipegang sama petugasnya. Dan ada 7 warga yang datang seperti saya yang belum terdaftar karena datangnya kurang pagi. 

Beruntung banget kan kami yang tidak langsung pulang dan bertahan sebentar disana. :-)

Oiya, jadi jatah pendaftaran yang datang pagi saya tidak tahu berapa orang yang dijatahkan untuk mendaftarkan diri pada hari itu juga. Jatah 10 orang dari petugas hanya untuk warga yang mengurus dari RT/RW khususnya warga kelurahan Patam Lestari, sedangkan jatah warga dari Kelurahan lain ada juga yang lebih dari 10 orang. Nggak tahu bisa berbeda gitu masalah jatah nomor antrian ini. -___-"

Syarat untuk vaksin cuma fotokopi KTP satu lembar dan alamat kita tinggal sesuai KTP yang berada di Kecamatan Sekupang. Selain warga Kecamatan Sekupang bakalan ditolak, pelaksanaan suntik vaksinnya cukup tertib dan saya lama untuk menunggu giliran. Datang jam sebelum jam tujuh pagi, baru selesai divaksin jam sebelas siang. Lama menunggunya itu pada saat nomor antrian 1 - 140 dapat jatah test antigen secara gratis dari pemerintah. Sedangkan setelah nomor antrian tersebut barulah agak cepat antriannya karena cuma periksa tensi habis itu baru di suntik vaksin astrazeneca. 

Jadwal suntik vaksin saya yang kedua pada tanggal 8 November 2021, nah ini pasti akan lain cerita dan penuh perjuangan lagi.... :-P   




Share
Tweet
Pin
Share
1 comments

Huft, akhirnya saya memutuskan untuk cabut gigi... 

Postingan saya terakhir tentang sakit gigi (sudah beberapa bulan yang lalu itu kan yah wei, -___-"), kini gigi itu sakit lagi. Sudah dua hari yang lalu gigi geraham bawah saya sebelah kanan sakit alias nyeri (nyut2an). Sakitnya tak tertahankan lagi. Pertolongan pertama yang saya lakukan adalah membeli obat pereda nyeri yaitu Kamaflam Diclofenac Potasssium 50 mg. 

Seperti pembahasan saya dipostingan yang terakhir, obat ini hanya meredakan nyeri tapi tidak menyembuhkan penyakit di gigi saya. Oke, nggak apa-apa. Asal saya bisa tidur malam aja tanpa harus merasakan sakit nyeri yang lumayan sakit. Tetap saja, saya beli 5 tablet, soalnya harganya cukup mahal. Masih diharga Rp.37.000/5 tablet.  

Efek obatnya cukup cepat untuk meredakan nyeri, besok paginya saya mencoba ke pasar untuk membeli jamur shitake. Soalnya kan, waktu itu saya pernah makan jamur shitake cuma direbus doang bisa menghilangkan sakit gigi sampai saat ini.

Membeli jamur shitake pun penuh dengan perjuangan, mana dipagi harinya hujan lagi. Jadi, saya mencari jamur shitake-nya di Pasar Basah Tiban Centre, dekat dengan rumah saya. Ada sih stock jamurnya disalah satu warung disana. Tapi, kondisi jamurnya sudah tidak bagus lagi. Saya lihat jamurnya sudah berair karena sudah lama diletakkan kedalam kulkas. Jadi saya tidak membeli jamur tersebut.

Setelah adzan sholat dzuhur hujan pun berhenti. Dan saya rencanannya akan membeli jamur shitake disalah satu swalayan di Grand Mall Batam. Sampai disana, jamur shitake-nya tidak ada. Terus lanjut ke pasar pagi jodoh. Ternyata walaupun sudah siang menjelang sore, masih banyak penjual sayur tepi jalan disana. 

Saya langsung ketempat penjual biasa saya beli jamur shitake. Jamurnya tidak ada, lalu saya pergi ke pasar puja bahari di Nagoya. Disana pun tidak ada, mana hujan gerimis lagi. Daripada saya harus menanggung sakit nyeri (nyut2an) digigi saya, dan sudah terlanjur keluar rumah juga. Jadi jamur shitake-nya harus saya dapatkan. #Kekeuh #SingsingkanLenganBaju

Tujuan terakhir saya ke pasar basah Mitra Raya. Alhamdulilah, akhirnya dapat juga jamur shitake yang satu bungkus dengan harga Rp.18.000. Hati saya sudah senang dong dapat jamurnya, terus tiba di Rumah saya langsung rebus 2 buah jamur shitake dan memakannya.

Dan untuk saat ini gagal dalam menyembuhkan sakit gigi saya. Hiks.... T___T.

Hilang sih rasa sakitnya, tapi hanya sebentar doang. Terus malam harinya sakit giginya kambuh dengan lumayan sakitnya. Obat Kamaflam-nya sudah habis saya makan disore hari, mana sudah jam setengah sepuluh malam. Saya langsung bergegas ke apotik untuk mencari obat meredakan nyeri. Dapat sih obatnya, dan lebih mahal lagi harganya. Satu tablet Rp.10.000 mereknya Ketesse Dexketoprofen 25 mg. 

Saya sengaja beli satu tablet saja, untuk meredakan nyeri pada malam hari itu supaya bisa tidur. Rencananya, besok pagi mau ke dokter gigi. Dan obatnya tidak terlalu cepat bereaksi meredakan nyeri, masih berasa nyut2an digigi saya. Tidak seperti Kamaflam, yang sangat halus rasa nyut2annya. 

Btw, kenapa saya tidak mau beli Kamaflam saja lagi?!. Karena Kamaflam tidak bisa beli satu butir, minimal setengah papan. Pikir saya boros nanti obatnya kalau ada sisa. 

Dipagi harinya, sakit gigi saya sembuh total. Ya udahlah, nggak usah ke dokter gigi kalau gitu. Eh, pas siang menjelang sore gigi ini berasa nyut2an lagi. Dan saya tidak bisa mengelak untuk ke Dokter Gigi, sudah  mengikhlaskan gigi graham kanan saya dicabut sama isi tabungan saya terkuras. B-)

Pikiran saya, cabut gigi itu hal yang sepele sodara - sodari ku sebangsa dan setanah air.... Tinggal dicabut doang tanpa usaha yang keras. O.M.G.... Ternyata, dokter giginya sampai nyerah untuk mencabut akar gigi geraham kanan saya. Cuma tercabut satu bijik saja, satunya lagi masih tersisah didalam gusi saya.

Ini pengalaman pertama kali saya untuk mencabut gigi ke Dokter Gigi. Sampai lemas dan tegang lho saya pas tahap pencabutan gigi ini. Minta dibius dua kali terus bikin saya trauma untuk cabut gigi ke dokter gigi. Hiks....

Sumpah, kalau mengingatnya lagi. Saya nggak mau balik lagi untuk cabut gigi...

Sebelum saya minta cabut gigi geraham kanan bawah, saya mencoba minta opsi ke dokter giginya untuk ditambal lagi. Soalnya, gigi geraham ini pernah ditambal terus ujungnya tompes dan disitulah mungkin terjadi kebocoran sehingga membuat saya sakit gigi.

Tapi, untuk tambal tompesnya itu harus memerlukan perawatan khusus beberapa bulan, dan akan ditambal ulang lagi yang mana biayanya cukup mahal yaitu sekitar satu jutaan. Hhhhmmmm... Mahal yah untuk perawatan gigi ini aja. Hiks...

Ya udahlah, dicabut aja daripada harus mengeluarkan biaya satu jutaan untuk tambal gigi geraham yang sudah busuk juga. Sempat saya tanya harga cabut gigi ke resepsionisnya dan dokter giginya langsung, mereka bilang sih cuma tiga ratus ribuan. Kalau harga segitu masih sanggup lah, pikiran dibenak saya. Dan setelah lihat tagihan keluarnya sebesar Rp.655.000. #HelaNapas #LetItGo

Ya Allah, kenapa sih dalam keadaan hamba MU ini belum punya penghasilan bulanan yang secara rutin penyakit itu harus bermunculan. Kenapa tidak dulu saat masih bekerja dan punya kartu BPJS. :-(

Belum lagi saya melanjutkan cerita alergi ke tiga jari kanan yang postingan beberapa bulan lalu. Saya akhirnya berobat ke Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, itupun biayanya tidak murah juga Sodara-Sodari ku sebangsa dan setanah air...

Lanjut lagi cerita cabut giginya.

Pas tahap pencabutan akar gigi geraham saya, Dokternya susah sekali untuk mencabutnya. Belum lagi saya rewel menahan ketakutan dan otot diseluruh tubuh saya merasa tegang. Dokter dan susternya berkali-kali bilang kesaya rileks aja badannya, jangan terlalu tegang ototnya. Karena akan berpengaruh juga terhadap otot di mulut saya sehingga gigi geraham saya akan bakalan susah untuk dicabut.

Gimana tubuh saya refleks nggak tegang dan ketakutan coba, melihat alat-alat pencabut giginya masuk ke mulut terus dicabut paksa gigi ini. O.M.G.... Sanking susahnya, dokternya mengebor gigi geraham saya menjadi potongan kecil-kecil karena susah untuk mencabut akar gigi geraham saya.

Akar gigi geraham saya yang satu sudah copot rasanya lega sekali. Ternyata, akar gigi geraham saya dalam banget tertancap ke dalam gusi. Untuk yang satunya lagi, dokternya sudah nyerah karena sudah digoyang-goyangkan dan mencoba untuk dicabut akar gigi geraham saya tidak tergoyangkan dan tertarik keatas kata dokternya.

Jadi setengah akar gigi geraham saya masih tertancap didalam gusi. Kata dokter giginya,  kalau akar gigi geraham tersebut tidak retak atau bolong tidak apa-apa. Nanti akan tetutup ama gusi, dan dua bulan lagi saya harus control ke dokter gigi tersebut. Kalau saya tidak ada masalah, nggak apa-apa tapi kalau terjadi sakit gigi lagi harus ada tindakan untuk dicabut lagi. :-(

** Harga pencabutan gigi belum termasuk harga obat yang harus dibeli di Apotik. Total harga obatnya Rp.88.448



Akar gigi geraham saya yang udah dibungkus kek lemper. -___-"
Akar gigi geraham saya yang satu bijik sudah dibungkus kayak lemper. -__-"



  

Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Newer Posts
Older Posts

About me


Selamat datang,

Saya hanyalah manusia biasa dan blog ini adalah sepenggalan kisah tentang perjalanan hidup saya yang terekam dalam tulisan.

Salam hangat,

Chai Loekman

Follow Me

  • twitter
  • youtube
  • instagram

Labels

Apartement buku celoteh Film Hostel Hotel Interview jalan - jalan kuliner lomba musik Puisi review tips tukang poto

recent posts

Blog Archive

  • ►  2022 (9)
    • ►  December 2022 (1)
    • ►  November 2022 (2)
    • ►  October 2022 (1)
    • ►  September 2022 (2)
    • ►  February 2022 (3)
  • ▼  2021 (10)
    • ▼  September 2021 (2)
      • Suntik Vaksin Dosis Pertama
      • Cabut Gigi
    • ►  June 2021 (3)
    • ►  May 2021 (3)
    • ►  April 2021 (1)
    • ►  March 2021 (1)
  • ►  2020 (18)
    • ►  December 2020 (3)
    • ►  November 2020 (2)
    • ►  October 2020 (4)
    • ►  September 2020 (7)
    • ►  August 2020 (1)
    • ►  June 2020 (1)
  • ►  2019 (9)
    • ►  November 2019 (1)
    • ►  September 2019 (1)
    • ►  August 2019 (2)
    • ►  June 2019 (3)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  January 2019 (1)
  • ►  2018 (20)
    • ►  December 2018 (2)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  September 2018 (1)
    • ►  August 2018 (1)
    • ►  July 2018 (4)
    • ►  June 2018 (2)
    • ►  May 2018 (2)
    • ►  April 2018 (3)
    • ►  March 2018 (2)
    • ►  January 2018 (2)
  • ►  2017 (22)
    • ►  December 2017 (2)
    • ►  October 2017 (2)
    • ►  August 2017 (2)
    • ►  July 2017 (1)
    • ►  June 2017 (4)
    • ►  May 2017 (3)
    • ►  April 2017 (1)
    • ►  March 2017 (3)
    • ►  February 2017 (1)
    • ►  January 2017 (3)
  • ►  2016 (53)
    • ►  December 2016 (1)
    • ►  November 2016 (7)
    • ►  October 2016 (2)
    • ►  September 2016 (2)
    • ►  July 2016 (4)
    • ►  June 2016 (5)
    • ►  May 2016 (6)
    • ►  April 2016 (7)
    • ►  March 2016 (7)
    • ►  February 2016 (7)
    • ►  January 2016 (5)
  • ►  2015 (28)
    • ►  December 2015 (4)
    • ►  November 2015 (5)
    • ►  October 2015 (2)
    • ►  September 2015 (3)
    • ►  August 2015 (2)
    • ►  July 2015 (2)
    • ►  June 2015 (1)
    • ►  May 2015 (3)
    • ►  April 2015 (3)
    • ►  March 2015 (2)
    • ►  February 2015 (1)
  • ►  2014 (26)
    • ►  November 2014 (1)
    • ►  September 2014 (1)
    • ►  August 2014 (1)
    • ►  July 2014 (3)
    • ►  June 2014 (2)
    • ►  May 2014 (3)
    • ►  April 2014 (5)
    • ►  March 2014 (4)
    • ►  February 2014 (3)
    • ►  January 2014 (3)
  • ►  2013 (66)
    • ►  December 2013 (6)
    • ►  November 2013 (4)
    • ►  October 2013 (3)
    • ►  September 2013 (4)
    • ►  August 2013 (4)
    • ►  July 2013 (5)
    • ►  June 2013 (5)
    • ►  May 2013 (5)
    • ►  April 2013 (7)
    • ►  March 2013 (7)
    • ►  February 2013 (7)
    • ►  January 2013 (9)
  • ►  2012 (58)
    • ►  December 2012 (5)
    • ►  November 2012 (5)
    • ►  October 2012 (5)
    • ►  September 2012 (5)
    • ►  August 2012 (2)
    • ►  July 2012 (7)
    • ►  June 2012 (8)
    • ►  May 2012 (6)
    • ►  April 2012 (1)
    • ►  February 2012 (5)
    • ►  January 2012 (9)
  • ►  2011 (52)
    • ►  December 2011 (3)
    • ►  November 2011 (5)
    • ►  October 2011 (3)
    • ►  September 2011 (7)
    • ►  August 2011 (4)
    • ►  July 2011 (4)
    • ►  June 2011 (7)
    • ►  May 2011 (3)
    • ►  April 2011 (5)
    • ►  March 2011 (11)

Followers

Total Pageviews

Most Popular

  • Liburan ke Lagoi ala Rakyat Jelata
    Jamaah Oooooiiiii Jamaah… *dilempar jumrah berjamaah* Siapa sih yang nggak suka dengan liburan murah dengan budget minim tapi bisa mel...
  • Liburan Koper ala Ransel ke Pulau Bintan
    Liburan yang paling menyenangkan menurut gue adalah… liburan ala ransel tapi dapat fasilitas ala koper. :-P  Pada ngerti nggak maksu...
  • Hari Untuk Amanda (2010)
    Kegalauan hati Amanda (Fanny Fabriana) dalam menentukan pilihan hatinya pada saat mau menikah 10 hari lagi sangat manis sekali untu...
  • Nyanyian Terakhir Sang Idola
    Wahai... Pemilik nyawaku Betapa lemah diriku ini Berat ujian dariMu Kupasrahkan semua padaMu "Muhasabah Cinta" ~ Iqbal Rois K...
  • Belajar Moto
    Gue sekarang lagi tertarik dengan dunia fotography. Maklum, yang dulunya suka poto-poto narsis bin najis ala lebay bin jijay. Sekarang lebih...

Community

Community
Member of Blogger Kepri

Created with by BeautyTemplates